Kamis, 25 Agustus 2011

Komoditas Tanaman Akar wangi

  • Akar wangi dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti : useur (Gayo),urek usa (Minangkabau), hapias (Batak), narwastu atau usar (Sunda), larasetu(Jawa), karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele (Gorontalo), akadu (Buol),sere ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi (Ternate),baramakusu butai (Tidore).
  • Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) termasuk famili Gramine atau rumputrumputan.Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akartinggal bercabang banyak berwarna merah tua. Tangkai daun tersembul dari akar tinggal sampai mencapai 200 cm.
  • Daun akar wangi berwarna kelabu, tampak kaku, panjangnya mencapai 100 cm dan tidak mengandung minyak. Bunganya berwarna hijau atau ungu.
  • Cara memperbanyak dengan biji, memisahkan anak rumpun atau memecah akar tinggal yang telah bertunas.
  • Beberapa negara yang mengusahakan tanaman akar wangi : Brazil, India, Haiti,Kepulauan Reunion, Honduras, Guatemala, Meksiko, Dominika dan Indonesia.Negara yang mengusahakan secara komersial untuk kepentingan penyulinganhanya Indonesia, khususnya P. Jawa. Ada sebagian kecil juga di Kepulauan Reunion.

Syarat tumbuh dan Budidaya
  • Ditanam dengan sistem monokultur atau tumpangsari. Toleran tumbuh di ketinggian 500 – 1.500 m dpl, curah hujan 1.500 – 2.500 mm per tahun, suhu udara lingkungan 17 – 27o C . Membutuhkan sinar matahari yang cukup dan lahan terbuka atau tidak terlindung oleh tanaman lain. Kondisi lahan terbaik adalah tanah berpasir atau daerah aliran abu gunung berapi pada lereng-lereng bukit karena akar tanaman akan mudah dicabut pada saat panen sehingga akar tidak ada yang tertinggal.
  • Waktu penanaman setiap saat sepanjang tahun, namun yang terbaik adalah di awal musin hujan. Pemangkasan dilakukan pada saat usia tanaman 6 bulan untuk meningkatkan hasil sampai 10 %.
  • Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8 bulan, namun untuk memperoleh jumlah akar yang maksimum dan mutu minyak yang tinggi maka pemanenan sebaiknya dilakukan setelah tanaman mencapai umur 14 bulan – 16 bulan. Jika terlalu tua maka kandungan minyak atsiri akan mulai menurun.
  • Hasil panen per hektar rata-rata sekitar 15 - 20 ton basah.




Sumber : Direktorat Tanaman Semusim


Tidak ada komentar:

Posting Komentar