Merupakan keterampilan yang sudah
diwariskan turun temurun antar generasi di Halmahera Utara. Sebelum
dianyam, daun pandan, dibuang dulu durinya, dipotong secara melingkar
lalu direbus dan dijemur. Setelah menghasilkan helaian daun yang sudah
lemas dan siap dianyam, dedaunan tersebut diiris menggunakan sebuah
pisau khusus. Saat lembarannya semakin tipis, baru dimasak dengan
memberi zat pewarna. Tujuannya, agar tikar atau anyaman lebih bermotif.
Alat-alat yang digunakan sangat
sederhana, yaitu pisau, sigi-sigi berfungsi untuk meluruskan daun,
garis-garis berfungsi untuk memotong daun menjadi ukuran kecil dengan
ukuran yang sama. tikar tersebut dibuat dari bahan baku yang diambil
dari tumbuhan sejenis pandan yang banyak hidup di Pulau tersebut yang
disebut buro-buro oleh masyarakat setempat.
Bahan baku tersebut kemudian diolah
secara tradisional oleh pengrajin, mulai dari proses membuang duri-duri
yang ada di daun pandan, memotongnya menjadi kecil, mengeringkannya, dan
memberikan pewarna pada daun kering tersebut dan mengeringkannya
kembali di tempat yang teduh agar warnanya tidak luntur. Setelah itu
proses penganyaman tikar pun dilakukan. tikar yang dibuat terdiri dari
dua lapis. Lapisan atas tikar berwarna-warni dengan corak yang menarik.
Sedangkan lapisan bawah tikar berwarna putih gading dengan corak
sederhana bergaris merah. Kedua lapisan tersebut nantinya akan
digabungkan menjadi sebuah tikar yang nyaman dan cantik
Sumber :sailmorotai2012
Ingin melihat berbagai jenis kerajinan yang unik menarik
menggunakan material Pandan ???
Kunjungi http://www.kerajinan-bali.com
Sumber :sailmorotai2012
Ingin melihat berbagai jenis kerajinan yang unik menarik
menggunakan material Pandan ???
Kunjungi http://www.kerajinan-bali.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar